Monday, February 23, 2009

Untuk Berbagi: Sepenggal Catatan Manajemen Perkebunan - Bahagian 2

USIR GANGGUAN GAJAH, KERA DATANG MENGANCAM

Ini adalah judul berita utama dalam koran lokal waktu saya kunjungi perkebunan di Provinsi Aceh, Indonesia, dengan laporan menyatakan kerusakan panen buah-buahan di sebuah desa karena hama disekitar hutan. Ketika kawanan gajah telah diusir, kera datang mengancam pula.

Nah, di kebun-kebun kelapa sawit dimana sudah digali parit dan pagar yang dialiri listrik sudah dibuat, maka gangguang gajah akan terhindar.

Seseorang planter yang pengalaman tahu metode praktis yang dilakukan untuk mengusirnya tanpa mencelakakan, melukai atau membunuh kera-kera yang datang merusakkan pohon-pohon kelapa sawit. Dulu saya sebagai seorang Manajer Kebun biasanya menembakkan senapan ke udara dengan surara keras "Bang, Bang, Bang" dan suara itu cukup kuat untuk mengusir pendatang sekelompok kera tersebut.

Dari aspek manajemen kita harus membuat batas dalam menghadapi kesulitan seperti masalah sebasar seperti 'gajah" atau sekecil seperti "kera". Tidak perduli masalahnya besar atau kecil, maka harus ada cara-cara yang sesuai untuk menyelesaikannya. Percayalah, tentu dimana ada kemauan disitu pasti ada jalan.

TAHU HITUNG HARUS TAHU KIRA

Saya belajar kalimat diatas dari pak Nawawi Muhamad, Senior Manajer Kebun PT.BSS di Provinsi Jambi, Indonesia, ketika kami mengadakan rapat tentang analisa biaya. Pada saat berbicara tentang penghematan biaya, dia menekankan kepada manajer-manajer lain agar tidak hanya tahu hitung tetapi harus tahu kira.

Penghematan biaya tidak hanya mengurangi biaya. Jika tidak memahaminya bisa saja berakibat kepada penghematan sedikit tetapi kerugian banyak. Seseorang planter bisa saja berpikir bahwa dengan mengurangi pupuk untuk kelapa sawit per pokok per tahun atau mengurangi satu atau dua rotasi untuk merumput gawangan mati dapat menghemat biaya, akan tetapi akibat nyata yang terjadi adalah penurunan produksi dan biaya rehabilitasi yang sangat tinggi nantinya.

DR AJO MSC

Ini adalah lelucon orang Indonesia yang disampaikan oleh Pak Andre Hotlando, General Manajer Kebun PT. K.U. di Provinsi Jambi, Indonesia.

Ajo adalah supir camat di Sumatera Barat. Sama dengan orang-orang muda Padang yang berjiwa bisnis, dia mencoba berangkat ke Jakarta mengadu nasib setelah bekerja beberapa tahun. Benar sekali dia bekerja keras berjam-jam setiap hari. Tak lama kemudian dia rajin menjual produk-produk buatan rumah tangga dari pintu ke pintu. Kemudian dia menjual produk-produknya melalui grosir besar. Setelah beberapa tahun dia menjadi distributor tunggal dan pemasok barang-barang dan bekerja sama dengan pabrik. Akhirnya Ajo menjadi seorang Pengusaha sukses.

Setelah dia membeli sebuah rumah hunian besar di Jakarta di sebuah kompleks perumahan yang esklusif, orangtuanya dari Padang mengunjunginya dengan penuh kegembiraan. Sesampai di Jakarta mereka naik taxi sampai ke gerbang rumah sesuai dengan alamat yang telah diberikan Ajo kepada orangtuanya. Namun ketika mereka lihat di atas nomor rumahnya tertera DR AJO MSC, orangtuanya ragu untuk masuk dan mencoba mencari rumah anaknya ditempat lain. Supir taxi meminta agar membunyikan bel pintu rumah tersebut.

Ketika Ajo keluar, ibunya yang sudah tua merepet dengan rasa bahagia kepada Ajo dan kemudian menyampaikan keluhannya, "Ajo, saya pikir ini bukan rumahmu. Bagaimana kamu sekarang bisa memiliki gelar master dan titel Doctor padahal kamu tidak pernah sekolah?" Coba tebak apa jawaban si Ajo. "Disiko Rumah Ajo Mantan Supir Camat, bu" Ajo menjelaskan kepada Ibunya.

Namun ada banyak planter yang bekerja keras seperti si Ajo pun menanjak karirnya dari bawah dan mendapat naik pangkat dalam perusahaan mereka. Satu hal yang pasti bahwa pendidikan formal tidak membatasi peningkatan karir seseorang planter untuk menapak tangga kesuksesan. Saya percaya, bahkan diantara mereka sudah banyak meluluskan ujian The Incorporated Society Of Planters dan menerima ijazah A.I.S.P. Untuk mereka itu memang menjadi satu kebanggaan dengan profesinya sebagai Planters.

Sunday, February 1, 2009

MANFAAT BUAH MANGGIS

Buah Manggis (Garcinia Mangostana), buah yang tumbuh didaerah tropis di Asia Tenggara seperti Malaysia, Indonesia, Thailand, Pilippina dan Vietnam, terdiri dari kulit halus tebal berwarna ungu gelap yang dikenal sebagai cangkang dan memiliki isi 4-8 daging buah berbentuk segitiga dan berwarna salju putih. Telah dinyatakan oleh orang banyak bahwa buah manggis sebagai buah tropis yang terbaik dan terkenal sebagai "Queen of the fruit" (Ratu buah)

Buah Manggis kaya akan vitamin B1, B2 & C dan mengandung mineral -mineral seperti kalsium, potassium, sodium dan zat besi. Bagaimanapun juga , penonjolan ciri khas dari sari buah manggis ini adalah konsentrasi zat xanthones yang tinggi, merupakan kelas tanaman buah-buahan yang menghasilkan nutrisi atau " phytonutrients".

Berdasarkan kajian ilmiah, pada xanthones memperlihatkan kandungan antioksidan yang kuat untuk menambah dan mendukung sistem kekebalan tubuh kita. Lebih daripada 200 diketahui xanthones ditemukan pada tanaman buah-buahan, selebihnya ada 40 xanthones ditemukam dalam buah manggis. Yang mengherankan, sumber xanthones yang paling banyak ditemukan adalah dalam cangkang buah manggis.

Kita dapat membaca banyak manfaat dari xanthones melalui internet. Menarik sekali, saya mencari tahu bahwa xanthones menyajikan kandungan penting yang dapat memerangi radikal bebas. Nampaknya radikal bebas berusaha untuk mendapatkan struktur stabil dengan cara memperoleh sel elektron dari tubuh manusia, dengan demikian, menyebabkan oksidasi tidak dapat diubah dalam sel. Walaupun begitu, xanthones memiliki efek antioksidan dan xanthones mengkaunter efek yang tak terhapuskan akibat radikal bebas sehingga dapat melindungi sel biologis dalam tubuh kita.

Saya juga membaca tentang Oxygen Radical Absorbance Capacity (ORAC: Pengujian Kapasitas Penyerapan Radikal Oksigen) yang menunjukkan bahwa "the whole fruit mangosteen juice" (jus buah manggis keseluruhan) sebesar 20-30 kali lebih efektif dari buah-buahan dan sayur-sayuran lain yang dapat menyerap radikal bebas.

Seperti banyak teman-teman di Malaysia dan Indonesia, Saya benar-benar menikmati kelezatan rasa buah manggis tetapi yang kami makan hanya daging buah saja. Kami telah membuang cangkang dan bijinya yang merupakan sumber utama dari xanthones. Apalagi, buah manggis tidak selalu tersedia sepanjang tahun kecuali sedang musim buah-buahan.

Kondisi kesehatan sekarang khususnya bagi senior citizen (orangtua yang sudah ujur, paman dan bibi ), kebaikan adalah kegembiraan sejati buat mereka. Saya benar-benar percaya bahwa tindakan pencegahan penyakit jauh lebih baik daripada pengobatan setiap kali jatuh sakit.

Saya sekarang sebagai senior citizen juga, yang baru berhenti kerja di Indonesia. Ketika ditanya berapa usia saya, sdengan tersenyum saya menjawab dengan muda hati, "O ya. Usia saya baru 26 tahun aja."

Kemarin, kami mengadakan perjamuan makan siang persahabatan sesudah selesai acara kebaktian gereja di Charisma Assembly, Segamat. pada hari Natal. Saya diperkenalkan kepada seorang anggota gereja yang berumur 46 tahun. Dengan penuh lelucon, saya sampaikan kepada beliau bahwa saya pun berumur "46 tahun" dengan alasan bahwa saya lahir tahun 1946. Teman-teman, apakah kamu setuju bahwa menjadi seorang orangtua yang muda adalah jauh lebih baik daripada seorang anak muda yang tua?

Puji Tuhan dan mengucap syukur walaupun kita pada akhirnya menjadi tua, usia itu bukanlah lagi menjadi masalah yang utama. Yang lebih penting adalah bahwa kita harus selalu merasa muda dalam hati dan kita masih sehat untuk berjalan kaki dipagi hari, joging, berlari, berenang, bersepeda, bermain games dan melakukan olahraga yang lain.

Setelah Anda mengetahui bahwa manfaat buah manggis dapat ditawarkan, maka meminum jus buah manggis keseluruhan setiap hari sebagai suplemen nutrisi adalah baik sekali agar kita tetap sehat.

(Untuk informasi lebih lanjut tentang jus manggis Xango, mohon klik