Wednesday, March 12, 2008

Usia Tua Bertambah Kebijakan


A police car pulled up in front of an older woman's house, and her husband climbed out. The polite policeman explained that "this elderly gentleman" said that he was lost in the park and couldn't find his way home.

"How could it happen?" asked his wife. "You've been going to that park for over 30 years! How could you get lost?"

Leaning close to her ear so that the policeman couldn't hear, he whispered, "I wasn't lost - I was just too tired to walk home."


Sebuah mobil polisi berhenti di depan rumah seorang wanita tua, dan kemudian suaminya keluar dari mobil itu. Polisi yang sopan itu menjelaskan bahwa suaminya yang tersesat di taman tidak tahu jalan pulang menuju ke rumahnya.

“Bagaimana mungkin itu terjadi ?”, tanya isterinya. “ Sudah 30 tahun kamu sudah biasa pergi pulang ke taman itu. Kenapa kamu bisa tersesat ?”

Suami tersebut lalu berbisik dekat telinga isterinya agar polisi itu tidak mendengar suaranya, “ Sayang. Aku bukan tersesat, cuma aku terlalu capek jalan kaki ke rumah”.


Badan kita menjadi tidak seirama lagi kemampuannya sejalan dengan pertambahan usia kita. Untuk sebagian orang, bekerja menjadi kurang menyenangkan tetapi yang ada sebagian pula merasa senang jika bisa bekerja lebih. Seorang teman yang lebih tua berkomentar, “ Aku telah mencapai usia yang maksimal dimana organ internal dan gigiku yang tersisah sudah habis masa garansinya.”

Memang saya suka semangat dari Pak Charles Marowitz yang mengatakan, “Pada usia tua sepertinya dapat memanjat gunung. Semakin tinggi yang kamu capai maka kamu semakin merasa lelah dan nafas semakin tidak kuat. Tetapi pandangan kamu dalam kehidupan ini semakin menjadi lebih luas.”

Di puncak gunung, seseorang memiliki pandangan yang lebih baik terhadap dunia ini. Seseorang dapat melihat perbedaan yang membedahkan manusia. Seseorang dapat lebih baik melihat antara yang terluka dan kerapuhan atau kelemahan manusia. Di puncak gunung, seseorang memiliki pandangan yang lebih jauh pada masa lalu dan oleh karenanya dapat memahami masa depan yang lebih jelas. Di puncak gunung , seseorang dapat memandangi kegelapan awan hitam, keputus-asaan dan ketakutan dan melihat bahwa masalah ini tidak menyenangkan seluruhnya karena mereka sebenarnya akan mempercainya. Juga lebih jelas bahwa kegelapan boleh muncul, maka akan berlalu cepat dan suatu hari akan terlewati.

Pak George Bernard Shaw berkata, “ Ada beberapa orang yang berusia 70 tahunan merasa lebih aktif daripada kaum muda berusia 17 tahun”. Saya yakin mereka merasa begitu karena mereka memiliki pandangan yang lebih luas.

Ya. Kita akan memerlukan waktu seumur hidup untuk mendaki gunung. Tetapi, bagi saya, melihat dari atas gunung adalah suatu perjalanan kehidupan yang paling cukup baik dan berharga.

Untuk sharing dan bertukar fikiran .....

Banyak orang yang mendaki Gunung Kinabalu, Sabah, Malaysia di pagi buta untuk sampai ke Low’s Peak, puncak gunung tertinggi, agar dapat melihat matahari terbit yang merupakan pemandangan yang luar biasa. Jika usia tua serupa mendaki gunung , maka saya akan pastikan bahwa saya akan dipuncak gunung melihat matahari terbit dan bukan melihat saat matahari terbenam.

Saat kita mempercepat menjadi tua, kita juga bertumbuh menjadi lebih bijaksana. Anda pernah mendengar,“Kebijakan datang dari pengalaman, dan pengalaman di dapat sejalan dengan usia yang bertambah ? Pengalaman dari kerja kita dapat bertambah sesuai dengan penambahan tahun kerja kita. Kita belajar dari kesalahan, yang utama adalah dari pengalaman terpahit yang kita lalui. Kemudian sedikit semi sedikit dan setahap demi setahap kita peroleh dari pengetahuan relevan melalui pengalaman praktis dan menjadikan kita lebih bijaksana membuat keputusan dan menyelesaikan masalah.

Firman Tuhan mengatakan bahwa, “ Keindahan orang tua adalah uban” ( Amsal 20:29b). dan “ Orang yang bijak menyimpan pengetahuan” ( Amsal 10:14a)

Ternyata Pak Bruce Willis dalam majalah “People”, “ Walaupun usia setiap orang bertambah, seharusnya boleh merasa lebih muda seperti usia 24, 25 tahun dalam hatinya.”

Dengan cara berpikir dan pemikiran seperti yang telah disampaikan tadi , hidup akan berjalan terus…… kan begitu?

Sunday, March 9, 2008

RASA HORMAT


One of my favorite and most influential teachers was a high-school English teacher. His class was extremely difficult and challenging, but I loved it and worked diligently in order to do well. The reason I respected this teacher so much is that he listened to me and valued me. We would all like to be respected by others, and so we try many ways of gaining that respect. Some try to gain it through controlling others or by demanding it. However, one of the ways respect is gained is by appreciating others and showing them respect.

- THE NIV QUIET TIME BIBLE (Pg 559)

Salah satu guru saya yang favorit atau kesayangan dan paling berpengaruh adalah guru Bahasa Inggeris ketika saya sebagai pelajar SMA. Pelajaran yang diberikannya betul-betul sulit dan bagi saya hal ini sangat menantang, namun saya sangat menyenanginya dan mengerjakannnya dengan rajin agar hasilnya baik. Alasan bagi saya sangat menghormati dia karena dia mau mendengarkan dan menghargai saya. Kita juga ingin dihormati oleh orang lain, dan oleh karenanya kita sering mencoba banyak cara untuk mendapatkan kehormatan dari orang lain.Beberapa orang coba mendapatkan kehormatan itu dengan cara mengendalikan atau menuntut dari orang lain. Sebenarnya yang lebih baik untuk mendapatkannya adalah dengan cara menghargai orang lain terlebih dahulu dan menghormati mereka.

Untuk sharing dan bertukar pikiran ….

"Respek atau kehormatan terhadap diri kita harus dihargai dan bukan dituntut dari orang lain". Pernyataan ini memang benar!. Ketika seorang bos menuntut agar dihormati oleh karyawannya, maka rasa hormat yang ditunjukkan itu kepada bosnya tidak benar. Rasa hormat harus dari hati yang tulus.

Barangkali karyawannya takut dimarahi, takut tidak mendapat kenaikan gaji, takut tidak mendapat bonus, takut tidak dipromosi, dan bahkan takut kehilangan akan pekerjaannya.

Saling hormat menghormati adalah salah satu cita-cita atau aspek terpenting dalam kehidupan kita.

Satu pepatah Cina kuno mengatakan,"Jika seseorang memberikan rasa hormatnya kepada saya sebesar 30 %, maka saya pun akan membalaskan rasa hormat saya kepada orang tersebut sebasar 70 % ( Jika saya tidak dihormati sepenuhnya maka saya tidak akan menghormati dia juga sepenuhnya ).

Jika seorang bos memperlakukan karyawannya sebagai asset yang berharga dan memperlakukannya dengan tulus , maka karyawannya akan lebih menghormati bosnya.

Pada saat kunjungan mantan bos saya kekebun, saya dapat satu kesempatan menyampaikan kepadanya bahwa untuk mendapatkan rasa hormat dari orang lain tidak harus dituntut dari mereka. Saya masih mengingat bahwa bos saya itu menterkejutkan dengan sesuatu ekspresi dari wajahnya ketika dia menyimak apa yang saya katakan. Kemudian saya memperhatikan ada perobahan diwajahnya tersungging senyuman dibibirnya apabila saya sampaikan bahwa dia sudah dapat kehormatan dari saya.

Pastilah kita jauh lebih menghormati bos atau atasan kita bila beliau mau mendengar apa yang kita sampaikan, mengakui kontribusi dan kinerja kita, dan menghargai kita sebagai asset yang bernilai untuk kemajuan organisasi.

Dari semua itu, kunci untuk hubungan yang baik dan sukses antara majikan dengan karyawan adalah seorang bos yang mempelakukan karyawannya secara fair atau adil dengan kepercayaan dan kehormatan yang tulus.

Mantan bos saya sangat puas dengan kondisi lapangan yang saya tangani ketika dia melakukan kunjungan kebun. Bos saya mengatakan di depan MD, “Pak Loh, jika engkau merawat seluruh lapangan ini dengan bersih, maka kita akan memiliki banyak waktu untuk minum teh bersama engkau di kantor kau.”

Tetapi anda harus tahu bahwa seorang bos adalah tetap seorang bos. Walaupun dia sedang senang mengetahui bahwa kita sudah mencapai hasil produksi sesuai anggaran, tetapi kadang kala bos masih berkomentar, “Pak Loh, aku pikir biaya produksi kebun engkau masih sedikit tinggi diatas budget.”

Di dalam Injil Lukas ayat 6 : 31 dengan jelas dikatakan, " Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, berbuatlah juga demikian kepada mereka".

Hormatilah orang lain maka sebaliknya anda akan lebih dihormati.